Bayangan yang Melampaui Langit
Ia bekerja di antara orang-orang yang sama-sama mengemban peran dan tanggung jawab, namun di hadapannya ada bayangan besar rekan yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang jauh melampaui perannya. Meski keduanya setara di atas kertas, bayangan rekan ini sering menghalangi langkahnya, membuat ruang yang ia miliki terasa lebih sempit dan terbatas.
dalam situasi pekerjaan, hal apapun bisa terjadi. pusing, kepalaku sedang mencerna apa yang sudah terjadi sebelumnya. bayangan besar yang muncul menekanku untuk tunduk, menerima dan mengikuti seolah-olah hanya dia yang di dengar disini. what the hell is goin on? dengan lantang dia berkata
"lah sampeyan siapa? punya wewenang apa disini?"
lalu ku jawab "saya staf HR disini mas, kenapa?"
aku tahu aku anak baru, namun bukankah kita sama diatas kertas? setahuku dia tidak lebih dari jabatanku. bukankah aku berhak tau bagaimana kondisi pekerjaan ku? siapa dia berani melarangku untuk berbuat sesuai pekerjaanku. dia muncul bukan karena perbedaan nyata dalam peran, merasa satu pihak memiliki kemampuan, relasi, atau reputasi yang melebihi yang lain. bagiku bayangan itu bukan hanya tantangan, tetapi juga pelajaran yang dapat membentuk kedewasaan dan ketangguhan.
aku sadar harus belajar menjadi kuat di bawah bayangan. bukan dengan melawannya secara terbuka, tetapi dengan menjadi lebih tangguh, membangun kepercayaan pada ide-ide dan kemampuannya sendiri. ketika bayangan itu berusaha melampaui segalanya, aku justru belajar untuk menjadi peka, membaca situasi dengan teliti, dan mencari cara untuk memberikan pengaruh dengan cara yang lebih bijaksana.
darinya aku belajar banyak, bahwa dewasa bukan hanya diliat dari umur, senioritas maupun kekuasaan. berbicara tentang kekuasaan, apakah dia yang mendanai tempat ku bekerja? kenapa dia berlagak sekali. apakah dia yang membayar semua gaji karyawan? kenapa dia dongkak sekali? kenapa dia selalu berbicara kepada orang lain
"kamu punya hak apa, bisa berbicara atau berbuat seperti itu?"
bagaimana kondisinya aku balikan
"memangnya dia siapa?"
sekarang aku mengerti bahwa kedewasaan sejati adalah menjadi besar tanpa perlu tampak besar, belajar untuk memberi pengaruh bukan dengan kekuatan, tetapi dengan ketulusan dan hasil nyata. setiap kali bayangan itu meluas, aku akan belajar untuk bersabar dan fokus pada upaya yang konsisten, karena kualitas, bukan sekadar kekuasaan, yang akan diingat. ini adalah tantangan, ketika diriku mampu bertahan dan tetap memberikan yang terbaik tanpa haus perhatian, aku akan menjadi sosok yang lebih dewasa, lebih tegar, dan pada akhirnya, lebih dihargai.
meski bayangan itu mungkin tidak pernah sepenuhnya hilang, aku bisa berdiri di bawahnya dengan tegak, tahu bahwa nilai sejatinya tidak ditentukan oleh power, tetapi oleh integritas dan kontribusi nyata. seseorang bisa memahami bahwa pengaruh sejati tidak selalu berasal dari kekuasaan atau pengaruh besar, tetapi dari kerja keras, ketulusan, dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan tanpa perlu menjadi besar di mata orang lain.
bersyukur sekali aku menulis blog ini, semoga suatu hari nanti ketika membacanya lagi akun akan mengenang bagaimana perjuanganku untuk memulai. semoga saja waktu itu akan terjadi, saat diriku sudah menjadi lebih baik dalam segi apapun. semoga Allah mendengar doa-doaku. aminnn
aishameinn
Komentar
Posting Komentar