Postingan

Antara Kritik dan Introspeksi - Part 3

di era digital, masyarakat punya banyak cara untuk menyampaikan suara, termasuk lewat humor dan meme. ketika kritik terasa buntu dan kebijakan makin jauh dari kehidupan sehari-hari, tawa menjadi bentuk perlawanan yang lembut.  di baliknya, ada keresahan yang tak tersampaikan secara langsung, tapi jelas terasa. melalui tulisan ini, penulis mencoba melihat fenomena tersebut dari sudut pandang psikologi sosial . psikologi sosial 1. Masyarakat Merasa Tidak Didengar dalam kacamata psikologi sosial, perasaan masyarakat bahwa suara mereka tidak didengar sering kali menimbulkan jarak emosional antara publik dan penguasa.  ketika aspirasi diabaikan, muncul rasa tidak berdaya dan kecewa karena seolah pendapat rakyat tidak punya ruang untuk dipertimbangkan.  perlahan, kepercayaan terhadap pemerintah pun menurun, dan masyarakat merasa makin jauh dari proses yang mestinya melibatkan kita.  dari situ, muncul kebutuhan untuk mencari jalan lain agar bisa menyalurkan perasaan frustra...

Surat Cinta Untuk Pak Bahlil - Part 2

3.  Kontroversi Izin Tambang  Nama Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, sempat menjadi sorotan karena munculnya isu i zin tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya,    daerah yang selama ini dikenal sebagai surga laut Indonesia. banyak yang mempertanyakan:  "siapa sebenarnya yang mengeluarkan izin tambang di kawasan seindah itu, dan sejak kapan izin itu berlaku?"  di sisi lain, Pak Bahlil menegaskan bahwa izin-izin tersebut tidak diterbitkan pada masa jabatannya. agar tidak bingung, berikut penjelasan singkatnya. a. Latar Belakang Singkat  k isah ini berawal dari lima perusahaan tambang nikel yang disebut beroperasi di Raja Ampat PT Gag Nikel, PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Mulia Raymond Perkas, dan PT Kawei Sejahtera Mining pada 10 Juni 2025 , pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) karena dianggap bermasalah secara lingkungan dan lokasi. hanya PT Gag Nikel yang tidak dicabut, melainkan dibekukan sementara...

Surat Cinta Untuk Pak Bahlil - Part 1

akhir-akhir ini, ada fenomena yang cukup menyita perhatian. nama Bahlil Lahadalia mulai ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial hingga pemberitaan di televisi. beliau merupakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  seklaigus Ketua Umum Partai Golkar yang kini sedang menjadi sorotan publik. sebagai gen z yang turut menyaksikan fenomena ini, penulis merasa tertarik untuk melihatnya lebih dalam. bagaimana rakyat Indonesia bertahan di tengah kebijakan yang berat, dan bagaimana caranya menghadapi masalah. menjadi refleksi sosial yang menarik untuk dibahas lebih jauh. rangkuman fenomena  1. Masalah Gas LPG 3 kg  mentri Pak Bahlil kaji aturan LPK 3 kg satu harga, ditunjukan untuk memastikan subsidi tepat sasaran, namun dampaknya langsung terasa di masyarakat.  banyak warga terpaksa mengatre panjang di pangkalan gas hingga kelelahan dan pingsan. tentu saja kebijakan ini sudah dicabut karena situasi yang tidak kondusif dan menimbulkan keresahan ...

Trauma

  Orang yang pernah bersentuhan dengan trauma,  langkahnya sering tertatih meski dari luar tampak tegar.  Ia belajar tersenyum di atas luka, menyimpan gemetar di balik diam,  dan merangkul hari-hari dengan hati yang tak selalu utuh. Sebab dalam dadanya, ada ingatan yang terus mengetuk,  ada masa lalu yang sesekali kembali tanpa undangan.  namun di antara retakan itu,  ia juga menyadari: hidup bukan hanya tentang luka yang ditinggalkan,  melainkan tentang keberanian untuk berjalan lagi, meski jalan itu penuh bayangan masa lalu. disiang bolong pada hari sabtu, tiba-tiba kakakku memberikan buku yang masih tersegel dengan rapi.  "nih baca, kamu baca terus nanti kasih tau isinya ya"  "APAAA INII?" diwaktu rehatku, siapa yang ingin membaca buku kaku seperti ini, aku suka buku fiksi, namun buku ini  dari sampulnya saja sudah tidak menarik. seperti buku bacaan bapak-bapak umur 40.  TRE TENSION & TRAUMA REALISING EXERCISES.  T...

Tuhan Mengerti Sepenuhnya, Tanpa Syarat

Tuhan nggak pernah benar-benar jauh.  Kadang kita yang perlahan menjauh karena lelah, karena kecewa, karena merasa nggak cukup baik,  tapi Tuhan tetap diam di tempat yang sama, menunggu kita balik tanpa marah, tanpa menuntut.  ketika dunia rasanya menumpuk. aku udah coba mengurai perasaan,  jujur pada diri sendiri, menulis, berpikir, bahkan berdoa pelan-pelan.  namun rasanya terlalu dalam kehidupan duniawi yang fana, kadang membuatku kalang kabut.  aku ingin  kembali tenang.  namun ada saat-saat di mana aku bahkan lupa  bagaimana rasanya tenang yang sesungguhnya. lalu aku diam. diam di hadapan-Nya.  tanpa banyak kata, hanya membawa hati yang lelah,  dan berharap Tuhan masih berkenan menyentuh sisi paling rapuh dalam diriku. dan ternyata… dia masih di sana. tetap menatap dengan kasih yang sama.  tidak berkurang. tidak berubah. seakan berkata,  “datanglah, meski tertatih. aku tetap menunggumu.” di tengah hiruk pikuk dan keka...

Cerminan Rasa

  Orang yang benar-benar bersyukur, langkahnya ringan seolah menari di atas luka. Dia tak banyak menuntut, tak menghardik, tak mengaku paling layak dicintai.  Karena dalam dadanya, ada kesadaran tajam seperti langit yang membelah hujan, bahwa segalanya bisa pergi dalam kedipan, dan apa pun yang digenggam.  Termasuk cinta manusia, hanyalah titipan dari semesta yang mudah sekali pulang tanpa pamit. rasa syukur itu terlihat dari cara kita memperlakukan orang lain.  kita sering mengira bahwa bersyukur cukup diucapkan. "alhamdulillah," "terima kasih tuhan," atau doa-doa penuh rasa terima kasih.  padahal, kadang rasa syukur yang paling nyata justru tampak dari sikap kita ke orang lain. bersyukur itu tentang bagaimana kita memperlakukan sesama. tentang cara kita bersikap saat diberi, saat ditunda, saat tidak sesuai harapan.  tentang bagaimana kita tidak menuntut berlebihan, tidak kasar, dan tidak merasa paling penting.   bersyukur berarti tidak menuntut....

Luka Sejarah: Laut Bercerita

  Aku menyelesaikan Laut Bercerita, dengan dada sesak dan mata yang basah. Ini bukan hanya novel, ini luka sejarah yang membekas sampai ke hati.  Biru Laut, seorang mahasiswa aktivis yang kritis, bersama pemuda-pemuda lain memperjuangkan harkat bangsa di tengah krisis negara yang tengah kacau.   Mereka bersembunyi di gorong-gorong, berpindah-pindah tempat seperti tikus got. Tubuh-tubuh gesit mereka berpacu dengan aparat berseragam preman, yang membuntuti tanpa kenal ampun, hingga kematian datang menjemput mereka. aku membeli buku ini tanpa banyak rencana. hanya ingin ada teman sunyi di rumah. saat ada sedikit rejeki lebih di akhir bulan, aku memilih menghadiahkan diri sendiri satu buku.  namun saat itu tidak ada satu buku pun yang terlitas di benakku. namun saat berselancar di internet, ada hal yang menyentakku, satu komen di sebuah video platform tiktok, dia menulis "beneran si, aku baca Novel "Cantik Itu Luka" sama "Laut Bercerita" perasaanku nano-nano banget...